BANYUBIRU – Pemerintah Semarang menyalurkan bantuan beras kepada 7.798 orang warga yang terdampak luapan Rawa Pening, yang tersebar di Tuntang, Ambarawa, Bawen, dan Banyubiru. Bantuan yang berasal dari beras cadangan pemerintah (BCP) itu diserahkan secara simbolis oleh Bupati Semarang Ngesti Nugraha di Balai Desa Kebondowo, Banyubiru, Selasa (7/9/2021) pagi.
Bupati telah menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari untuk menindaklanjuti luapan Rawa Pening tersebut. Selama jangka waktu itu, diberikan bantuan beras sebanyak 0,4 kg per jiwa. Penetapan status tanggap darurat itu berdasarkan keputusan Bupati Nomor 360/0291/2021.
“Setelah masa tanggap darurat pertama ini selesai, akan kita lihat kondisinya nanti,” katanya.
Selain bantuan beras, lanjut bupati, pihaknya juga membebaskan warga terdampak dari kewajiban membayar pajak bumi dan bangunan (PBB). Tak hanya itu, juga dilakukan koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juwana untuk mengatasi luapan air rawa secara bertahap. Sehingga para petani dapat bercocok tanam kembali.
Kepala Bidang Pelayanan Penyandang Masalah Sosial (PPMS) Dinas Sosial Kabupaten Semarang Rini Widiastuti menjelaskan, total ada 100 ton beras cadangan pemerintah. Bahan pangan itu dapat dimanfaatkan untuk membantu warga pada situasi darurat.
Sementara, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Semarang Wigati Sunu menjelaskan, total luasan lahan pertanian yang terendam sekitar 619 hektare. Areal persawahan itu tersebar di 16 desa di sekitar Rawa Pening. Kondisi ini mempengaruhi tingkat produksi pangan dan luas tambah tanam hingga 10 persen. Karena petani tidak bisa tanam selama kurang lebih dua tahun.
“Salah satu solusi adalah meminta BBWS Pemali Juwana untuk membuka pintu air secara bertahap. Sehingga, para petani dapat menanam padi pada musim tanam Oktober nanti,” ungkapnya.
Salah satu petani penerima bantuan, Ruslim (56) mengaku senang mendapat bantuan. Warga RT 3 RW 9 Kebondowo itu tidak bisa panen sejak 2019.
“Kami berharap, masalah genangan air ini dapat segera diselesaikan sehingga bisa tanam lagi,” ungkapnya. (*/cr1)
Sumber: banten.siberindo.co