Jakarta – Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan menerima penghargaan Karya Sastra Ayat Bhuwana berkat kontribusinya terhadap bangsa Indonesia.
Eko Sriyanto Galgendu selaku Duta Ayat Bhuwana mengatakan, penghargaan itu merupakan wujud kehormatan mengenai tulisan penghormatan bumi atau buana terhadap putra-putri yang memiliki catatan yang sangat khusus.
“Kami menghaturkan dan mempersembahkan Karya Sastra Ayat Bhuwana kepada Pak Dahlan Iskan, saat itu selaku menteri BUMN,” jelas Eko di Gedung LPK Indonesia, Jalan Juanda, Jakarta, Selasa (2/3/2021).
Eko menjelaskan, bhuwana atau alam bumi yang mempunyai hak terhadap manusia. Sejatinya manusia diciptakan dari tanah, maka itu bumi menulis memberikan nama kepada setiap anak manusia yang terpilih dan dipilih.
“Sebagaimana Pak Dahlan Iskan, beliau mendapatkan sastra bhuwana dengan kata sandi aksara Tugas,” katanya.
Kalimat Tugas sendiri dapat diartikan sewaktu Dahlan Iskan menjabat menteri BUMN yang memikul suatu kewajiban. Maka, huruf pertama T merupakan tanggap, artinya tepat memahami situasi dan kondisi.
Sementara huruf U sama merupakan usaha, berusaha serta bekerja keras. Huruf ketiga G adalah gegana menjaga tatanan dan garis aturan.
“Selanjutnya A adalah amanat berpedoman pada tugas serta kewajiban. Terakhir Setya dalam janji dan pengertian,” jelas Eko.
Pembuatan penghargaan itu telah dibuat Eko pada 28 Oktober 2012 lalu, namun dirinya baru bertemu dengan mantan direktur utama PT PLN tersebut setelah sama-sama menjadi pembicara dalam diskusi virtual membahas Vaksin Nusantara yang dihelat Beranda Ruang Diskusi.
“Karena baru ketemu sekarang. Inilah suatu keyakinan akan suatu tulisan atau karya. Orang-orang tertentu memiliki keyakinan terhadap karyanya,” ujar Eko.
Untuk proses pembuatannya, bahkan puluhan tahun akan membuktikan suatu karya benilai atau tidak. Kebetulan proses penghargaan itu dibuat di Boyolali yang memakan waktu satu bulan. Dengan konsep artistik berbuat dari tembaga, ukurannya sekitar 60 x 80 sentimeter.
“Pembuatannya kurang lebih sebulan. Karena itu karya tangan, diukir, di dalamnya ada lampunya,” terang Eko yang juga ketua umum Lembaga Penghayat Kepercayaan (LPK) Indonesia.
Adapun, makna tersembunyi dari plakat penghargaan yang berbentuk mirip gunung itu adalah menyimbolkan alam semesta.
“Itu gunungan wayang, jadi simbol daripada kehidupan. Di dalam gunungan itu ada perilaku manusia, semangat, tahta dan kepemimpinan,” jelas Eko.
Dahlan Iskan sendiri merasa bangga menerima penghargaan yang digagas ketua umum Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia (GMRI) tersebut. Dia mengaku baru pertama kali menerima Karya Sastra Ayat Bhuwana.
“Maturnuwun Pak Eko,” kata Dahlan Iskan.
Penghargaan Karya Sastra Ayat Bhuwana juga pernah diberikan kepada sejumlah tokoh negara seperti Presiden kedua RI Soeharto dan Presiden Joko Widodo. (**)