SEMARANG – Dwi Astuti memilih mengisolasi diri, setelah hasil pemeriksaan Covidnya menyatakan positif. Perempuan 50 tahun, warga Ngalian, Kota Semarang itu, harus meninggalkan keluarganya, untuk tinggal sementara di lokasi isolasi terpusat, kompleks gedung Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Provinsi Jawa Tengah, di Jalan Setia Budi, Srondol, Kota Semarang.
“Saya memutuskan untuk memisahkan diri dari rumah, dan isolasi terpusat di BPSDMD Provinsi Jawa Tengah di Srondol. Itu atas rekomendasi dari RS Tugurejo (Semarang), pada tanggal 5 Juli setelah terkonfirmasi,” tutur Dwi pada Selasa (27/7/2021).
Sejak hari itu, Dwi harus beristirahat di tempat isolasi terpusat. Saat dia datang, petugas mulanya memeriksa kesehatannya, kemudian menempatkan di kamar yang nyaman. Meski jauh dari keluarga, Dwi menjalani kegiatan penyembuhan dengan baik, mulai dari pemantauan kesehatan rutin setiap pagi, fasilitas makan tiga kali dengan gizi cukup, olahraga, berjemur, dan lainnya.
“Selama masa karantina, saya merasa nyaman dengan kondisi yang tenang. Ada pengawasan rutin. Bila ada masalah kesehatan, tim kesehatan di sana akan memberikan obat, memeriksa kami juga,” katanya.
Untuk tinggal di tempat isolasi, Dwi tidak dipungut biaya sepeser pun. Kendati demikian, pelayanan petugas di BPSDMD tetap maksimal. Dia bersama para pasien lain, tetap merasa nyaman. Bahkan, petugas tak henti-hentinya memberikan semangat kepada pasien agar secepatnya bisa melewati masa-masa penyembuhan.
“Tempat isolasi terpusat, bagi saya pribadi sangat membantu dalam proses penyembuhan saya,” imbuhnya.
Wakil Direktur Pelayanan RSUD Tugurejo Semarang, dr Prihatin Iman Nugroho mengatakan ada kelebihan tempat isolasi terpusat dibanding isolasi mandiri. Di antaranya, isolasi dilakukan sesuai dengan regulasi kesehatan yang berlaku. Ada petugas kesehatan yang melakukan kontrol atau pengawasan pasien, serta aturan dijalankan secara tertib dan disiplin.
“Kelebihan dari isolasi terpusat adalah potensi-potensi untuk penularan ke lingkungan yang lain akan lebih minimal, akan lebih kecil. Sehingga kita betul-betul bisa mengisolasi, dan betul-betul bisa mencegah terjadinya penularan ke orang-orang di sekitar pasien yang terinfeksi Covid,” kata dia.
Kepala BPSDMD Provinsi Jawa Tengah Mohammad Arief Irwanto menjelaskan, pihaknya telah menyiapkan lokasi untuk tempat isolasi terpusat. Di ataranya di asrama Sumbing, Muria, dan Sindoro. Para pasien selama menjalani isolasi akan mendapatkan cek kesehatan, makan rutin tiga kali sehari, fasilitas tempat olahraga, dan lainnya.
“Kita punya 22 gedung. Untuk isolasi terpusat ada sekitar sembilan gedung yang kita pakai, untuk kapasitas 196 orang di Sumbing dan Muria,” kata Arief.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, menekankan pentingnya tempat isolasi terpusat bagi warga yang terpapar Covid-19, seperti di BPSDMD Jateng.
“Ini tempatnya bagus, satu area, jadi kita optimalkan semuanya,” kata Ganjar saat memantau tempat isolasi BPSDMD Jateng, beberapa waktu lalu.
Untuk menekan klaster keluarga, dia berharap masyarakat mau memanfaatkan isolasi terpusat. Apalagi, jika kondisi rumah tidak memungkinkan untuk menjadi tempat isolasi mandiri. (*/cr1)
Sumber: banten.siberindo.co