Site icon SIN Aceh

SKA Kartini Konsisten Beri Asistensi Rehabilitasi Pada Pemerlu Layanan Sosial

TEMANGGUNG – Sentra Kreasi Atensi (SKA) Kartini yang berlokasi di kompleks Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Intelektual (BBRSPDI) Kartini di Jalan Kartini Temanggung, secara konsisten memberikan asistensi rehabilitasi pada semua pemerlu layanan kesejahteraan sosial. Di antaranya, disabilitas dari berbagai jenis kecacatan, anak putus sekolah, wanita rawan sosial ekonomi, hingga Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).

Humas BBRSPDI Kartini Temanggung yang juga seorang Penyuluh Sosial, Nurul Chomariah, mengutarakan, proses berdirinya SKA ini tergolong amat mendadak. Mulanya tim dari BBRSPDI menghadiri peresmian SKA yang hampir sama di Pangudi Luhur Bekasi, ketika itu, Menteri Sosial langsung meminta mereka untuk mendirikan SKA juga.

“Kami langsung mempersiapkannya, dan selang beberapa hari Sentra Kreasi Atensi kami diresmikan,” ujar Nurul, Selasa (10/8/2021).

Tempat usaha untuk sentra kreasi itu menggunakan salah satu bangunan di BBRSPDI. Lokasinya tepat di sebelah kedai kopi yang semula didirikan untuk pelatihan siswa disabilitas intelektual yang bersekolah di BBRSPDI Kartini.

Namun sentra kreasi ini tidak hanya mewadahi kalangan disabilitas intelektual saja, tapi juga disabilitas fisik dan para pemerlu kesejahteraan sosial lainnya.

“Modal awalnya dari Kemensos, namun tidak bisa kami sebutkan nilainya. Ini sudah dilepas dan kami yang mengelola,” ujar Nurul.

Ada banyak jenis usaha dalam wadah SKA ini. Yakni kafe, galeri untuk memasarkan produk disabilitas, terutama batik ciprat dan produk Shelter Workshop Peduli (SWP). Jenis usaha lainnya ada laundry, toko Kartini Mart, penjualan tanaman hias, ditambah jasa pijat yang beroperasi mulai Bulan Juli lalu.

“Di tiap unit usaha ada pendamping sosial yang memandu mereka, sehingga para disabilitas bisa belajar usaha di sini,” imbuhnya.

Menurut Nurul, progres usaha kafe, galeri, dan tanaman hias cukup bagus. Namun jenis usaha lainnya masih perlu upaya pengembangan.

“Tanaman hias yang dikelola disabilitas intelektual kerap dibawa mengikuti pameran. Juga produk yang dipajang di galeri selalu laku keras tiap diikutsertakan dalam pameran,” pungkasnya. (*/cr1)

Sumber: aceh.siberindo.co

Exit mobile version