LHOKSEUMAWE – Jam menunjukkan pukul 17.00 Waktu Indonesia Barat (WIB), pancaran cahaya matahari yang sebelumnya terik mulai meredup dan menyuguhkan suasana yang adem di Kota Lhokseumawe atau lebih dikenal dengan kawasan “Petrodolar”.
Dilansir dari situs ajnn.net, Muda-mudi mulai terlihat berolahraga, baik lari laun (joging) atau bersepeda mengitari Waduk Pusong, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe.
Para pedagang, juga mulai menata kursi-kursi di pinggir waduk dan Muara Sungai Cunda Lhokseumawe, pertanda mereka sudah siap untuk melayani wisatawan yang datang berkunjung dari berbagai daerah.
Waduk Pusong, Kota Lhokseumawe, merupakan salah satu destinasi objek wisata yang dikenal berbagai wisatawan yang berkunjung di daerah yang dikelilingi perusahan proyek vital raksasa itu.
Bersantai sambil menikmati pemandangan waduk dan langit yang cerah, sembari menunggu matahari terbenam (Sunset) yang membiaskan cahaya kemerah-merahan, sangat menggoda dan mampu memanjakan mata wisatawan.
Suasana menjadi semakin adem, saat angin mulai menghembus sepoi-sepou, ranting pepohonan pun ikut bergerak mengiringi suasana itu.
Burung kuntul pun ikut memberikan warna berterbangan kembali hinggap di hutan Magrove di waduk tersebut.
Tertawa ria, berbincang serius, hingga menghabiskan waktu bersama keluarga dan orang-orang tersayang serta terkasih, sangat cocok, sambil disuguhkan “Mie Caluk dan jus kelapa muda”.
Salah seorang pengunjung, Muhammad Aulia kepada AJNN mengatakan, dirinya sering berkunjung dan menikmati keindahan sunset di waduk Lhokseumawe bersama teman dan kerabantanya.
“Melihat sunset sangat bagus di waduk ini, apalagi sore hari, banyak yang bisa dilihat,” kata Aulia sambil tertawa kecil.
Akan tetapi menurut Aulia, Pemerintah Kota Lhokseumawe melalu Instansi terkait harus menata destinasi Waduk tersebut. Misalnya, dibuat spot foto yang menarik, atau sarana olahraga.
“Pemerintah harus lebih memperhatikan objek wisata ini, apalagi lokasinya sangat strategis, sehingga menjadi ikon Lhokseumawe. Karena selama ini wisatawan dari luar, hanya tau yang ada cuma laut di daerah kita,” tuturnya.
Selain itu lanjut Aulia, yang paling penting diperhatikan yakni akses masuk harus dipermudah, setelah itu kebersihan.
Pasalnya di waduk tersebut sudah dipenuhi sampah, yang dominan milik rumah tangga.
“Itu sangat mengganggu kenyamanan, apalagi kebanyakan masyarakat berolahraga, ketika mengisap aroma tidak sedap, maka akan terganggu,” jelasnya.
Menurut Aulia, jika waduk tersebut dikelola dengan baik menjadi objek wisata, maka akan meningkatkan serta menambah pendapatan asli daerah (PAD) untuk Kota Lhokseumawe.
“Juga bisa menumbuhkan ekonomi untuk pedagang-pedagang kecil, yang berjualan di areal waduk tersebut,” imbuhnya. (*/cr2)