oleh

Pemuda Aceh Singkil Bakar Spanduk Dukungan Pembubaran FPI

-News-30 views

ACEH SINGKIL – Pemuda Desa Lipat Kajang, Kecamatan Simpang Kanan, Kabupaten Aceh Singkil, menyesalkan adanya pemasangan spanduk penolakan Front Pembela Islam (FPI). Pemuda desa itu mengatakan spanduk tersebut ilegal dan bukan dipasang dari warga mereka, serta pemasangan spanduk tersebut tidak berkoordinasi dengan pemuda setempat.

“Kami dikejutkan oleh spanduk yang terpasang di desa kami yang berisi tulisan dukungan terhadap pembubaran FPI dengan mengatasnamakan masyarakat Aceh Singkil. Spanduk kami anggap secara ilegal,” kata Ketua Pemuda Lipat Kajang, Radli, kepada acehonline.co, Jumat (1/1/2021).

Baca Juga  Pemkab Klaten Salurkan Bantuan Stimulus untuk 5.955 UKM

Atas adanya spanduk ilegal itu, Rafli mengatakan, para pemuda Desa Lipat Kajang, melakukan penurunan spanduk itu sekaligus membakarnya. Mereka merasa tidak dihargai sebagai pemuda dalam hal pemasangan spanduk tersebut.

“Sebab sebelumnya kami tidak pernah sama sekali dilibatkan dalam agenda dukungan terhadap pembubaran FPI tersebut, dan kami juga tidak tau masyarakat Aceh Singkil mana yang dimaksud oleh spanduk itu,” tegas Rafli.

Baca Juga  Melongok BRILink di Sekitar Tugu Monas

Spanduk dukungan pembubaran FPI yang ditemukan Pemuda Desa Lipat Kajang, Kecamatan Simpang Kanan, Kabupaten Aceh Singkil. [Foto: Dok. Acehonline.co/Istimewa] Rafli juga menceritakan kronologi ditemukannya spanduk tersebut. Spanduk itu diketahui saat dirinya hendak pergi ke desa tetangga untuk pemasangan teratak acara.

“Sebenarnya kebetulan aja, berhubung di sana ada acara sunatan rasul, jadi tepat saya lewat di simpang jalan Pajak Kamis. Saat itu saya melihat orang berswa foto, saya penasaran kerena mereka tidak saya kenal, jadi saya bacalah isi spanduk tersebut dan menurut keterangan teman dari semalam belum ada,” imbuh Rafli.

Baca Juga  Ferawati, Bidan dari Pulo Aceh Raih Penghargaan Tingkat Nasional

Ketua Pemuda itu juga berharap, setiap ada benda ataupun hal-hal lain sebagiknya berkoordinasi dulu dengan pemuda setempat.

“Supaya jangan saling meresahkan dan harus saling menjaga perasaan pemuda, sebelum ada pemasangan spanduk seperti ini,” tutup Rafli.

Sumber: siberindo.co

News Feed